DALEM TAMBELA, KISAH DARI TASIKMALAYA - page 53

"Sementara aku sebagai perempuan lebih meriLdukan
seorang pelindung ketimbang seorang ternan bertengkar ..."
kata gadis itu.
Tapi gadis itu berkilah di tengah-tengah ca..1da. Seolah–
olah itu hanyalah sebuah obrolan penuh gurau.
Atau barangkali memang gadis itu bicara sambil gurau.
Barangkali dia secuil pun tak menyangka kalau Aradea
sebenarnya berkata serius sebab pada senja itulah dia
paparkan isi hatinya yang paling dalam.
Y
a,
boleh jadi Nyimas Inten tak menganggap bahwa
pendapat-pendapat Aradea keluar dari isi hatinya.
Disangkanya, Aradea hanya berkilah perihal pandangannya
nengenai perjodohan. Sebab apa? Sebab semua orang telah
tabu. Bahkan Aradea pun sudah sangat tahu. Bahwa
sebenarnya Nyimas Inten bukan milik siapa-siapa.
Tidak pula milik Kangjeng Dalem
Sukapur~
yang
kendati dicintai gadis itu.
Benar belaka menurut Kangjeng Dalem. Bahwa
Nyimas lnten seperti ikan bersisik indah di kolam pendopo.
Dia dikejar dan diperebutkan semua ikan namun itu bukan
miliknya, kendati kolam itu Kangjeng Dalem yang punya!
"Oh, mengapa aku senekat ini? Bahkan Kangjeng
.
Dalem pun
tak
berani dekat-dekat gadis itu. mengapa pula
aku ini?" keluh Aradea menggetok
ubun-ubUIL'l.~
a sendiri.
Dan ketika itu pula dari atas pohon rindang
berloncatan ·beberapa orang berpakaian serba hitam.
Me~eka
bahkan menggunakan cadar hitam daL mak..,udnya
jelas
tak
mau diketahui identitasnya.
Begitu mereka dekat ke tubuh
Ara~~a,
begitu
melakukan serangan-serangan pukulan yang cukup telak.
Aradea
tak
bisa menghindar dengan cepat. Apalagi
waktu
itu lamunannya tengah melayang entah ke mana.
I
HakAkses Online:
li
INDONESIA
~
HERITAGE.ORG
49
I
1...,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52 54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,...114
Powered by FlippingBook