Aku diperhatikannya. Dan tak boleh ada bahaya
menghadangku.
Aku
aman di sisinya. Dia banyak memberi
tanpa secuil pun meminta. Barangkali itulah yang namanya
pengabdian cinta. Dan perempuan di mana pun rupanya
butuh pengabdian lelaki seperti itu ... " katanya dan
Nyimas Inten lalu mengeluh.
Mendengar ini terhenyak kembali hati Aradea.
Majikannya, yaitu Kangjeng Dalem
tak
pernah berkata
kalau gadis ini mencintai dirinya. Namun mendengar
ucapan-ucapannya yang tak langsung belum lama ini,
sebenarnya telah menyiratkannya.
"Pantas Kangjeng Dalem beberapa kali memintaku
agar gadis ini dijauhkan sedikit demi sedikit ..." kata
Aradea dalam hati.
"Setidaknya engkau telah memilih, Nyimas ... " kata
Aradea pada akhimya.
***
Hari hampir menjelang malam. Aradea bahkan terkejut
sebab dia merasa sudah terlalu lama dekat-dekat dengan
gadis itu. Apalagi
di
sebrang halaman samar-samar terlihat
tiga orang, seperti mengawasinya.
Maka segera Aradea beranjak dan meminta izin untuk
meninggalkan tempat itu.
"Tapi Nyimas harap camkan, bahwa kedudukanmu
kini sudah lain. Kau harus lebih lama tinggal
di
kaputren
dan jangan terlalu sering berdekatan dengan Kangjeng
Dalem ... " kata Aradea mengingatkan.
46
"Mengapa, Aradea?"
s
Ha<Akses
Onrne:
~
INDONESIA
~
HERITAGE.ORG