Ketika salah seekor kijang usia muda tertancap anak
panah, di sisi Kangjeng Dalem terdengar suara jeritan lirih.
Sang Susuhunan menengok siapa yang berteriak lirih.
Maka penguasa Mataram ini melongo lama dan matanya
melotot tak berkedip.
Lalu Sultan Amangkurat melirik dan berkedip kepada
Kangjeng Dalem.
"Siapa gadis itu, Adi Mas?" tanyanya lirih.
Kangjeng Dalem Sukapura terkejut dengan pertanyaan
ini sebab yang diperhatikan Sang Susuhunan Mataram tak
lain dan tak bukan adalah Nyimas Intensari.
"Dia adik hamba, Nyimas Intensari, Gusti ... " jawab
Kangjeng
P~lem
pelan.
Sang S
1
1suhunan tersenyum.
"Engkau pandai menyembunyikan mutiara, Adi Mas
... " gumam Sang Susuhunan dari Mataram itu.
"Hamba tak menyembunyikan sesuatu. Sejak malam–
malam lalu pun dia ada
di
dekat-dekat hamba. Mungkin
saking banyaknya gadis cantik malam itu, maka Gusti tak
perhatikan adik hamba," tutur Kangjeng Dalem.
"0,
ya?"
"Benar belaka, Gusti ... "
"Dia benar-benar mutiara. Entah sudah digosok entah
· belum. Namun yang jelas dalam keadaan penuh keringat,
mutiara itu tetap mengkilat dan cemerlang ... " puji Sang
penguasa Mataram itu.
Kangjeng Dalem Sukapura hanya senyum dikulum.
"Lain kali aku akan
kirim
utusan ke sini.
Aku
inin
memip_ang gadis itu.gan biarkan dia jadi milik orang lain,
Dimas ... "gumam Sang Susuhunan lagi.
***
16
s
HakAkses
Onl'ne:
lii
INDONESIA
~
HERITAGE.ORG