Page 130 - Adat Istiadat Daerah Sulawesi Tenggara

Basic HTML Version

peroleh kesengan/kebahagiaan di kemudian hari.
Nebhawo Oe bhe kaghua (Muna).
,
TeIjemahan: Lebih tinggi
air
dari tempurung (tempat
air) .
Di-
-
tujukan kepada orang yang menonjolkan dirinya lebih dari orang
tempat ia menerima ilmu.
Maatopelangguoko osipi isue, moeru-oru kiniwia, tanoonggo te–
posingga lako mata pute ano mata meeto (Tolaki).
Terjemahan: Meskipun berselisih pagi dan sore
hari,
maka hitam
tidak akan terpisahkan dari mata putih.
Maknanya : Orang yang bersaudara, meskipun mereka sering ber–
tengkar, ·namun hubungan mereka tidak akan putus. Pepatah
ini sarna maknanya dengan pepatah bahasa Indonesia yang ber–
bunyi: Biduk lalu kiarnbang bertaut.
Tano pomboko limbai tailouro, tano pomboko piro'<i tawa mate
(Tolaki).
Terjemahan: Barang yang kecil sekalipun tidak da,>at dilewati,
daun yang kering pun tidak dapat diinjak atau dihancurkan.
Pepatah
ini
ditujukan kepada seseorang yang tidak bisa menger–
jakan sesuatu, meskipun pekerjaan itu ringan sekali.
Kulaa mosale-salei hanggari ulaa mosila-silaa, laepo mooa-eanggu–
Ii
osolenggu, iepo uleu mpaa aambolu, kuonggo meusunggee
olutonggu, olutuuharnutokaa.
Pepatah
ini
ditujukan kepada seseorang yang malas dan tidak mau
bekerja. Untuk nafkah hidupnya, hanya mengharapkan belas
kasihan orang lain.
Dalam pergaulan muda mudi ada pepatah-pepatah yang diucap–
kan oleh pemuda maupun pemudi yang berisi sindiran-sindir–
an.
Contoh:
Pemuda : Owoseito une-unenggu, mane tekotu rongo eno-enonggu.
(Tolaki).
Terjemahan: Besar niat saya, akan tetapi tali kalung saya putus.
Maknanya : Bahwa si pemuda mempunyai perasaan cinta kepada
seseorang wanita, tapi karena sesuatu hal sehingga hasratnya itu
tidak dapat diwujudkan.
Pemudi : Tawa bite beteko, inea batao bata;
Nomokea metako, mane tetaku-taku. (Tolaki)
Pepatah ini mengandung sindiran kepada si pemuda yang ingin
menyatakan cintanya, tetapi penuh dengan keragu-raguan.
130
Hak Aiues Publikasi Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia