Tari Saman punya banyak nama. Bukan hanya tari seribu tangan ​tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah. Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat. Tarian tradisional Melayu ini asal mulanya dari Aceh Tenggara tepatnya di dataran tinggi Gayo. Nama Saman diambil dari nama penciptanya dan pengembang tari saman yaitu Syeikh Saman. Ia adalah salah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Aceh. Tari saman dipakai sebagai alat penyampaian pesan dakwah. Supaya dakwahnya lebih mudah, Syeikh Saman menggunakan syair-syair bahasa Arab dan Aceh yang berisi pesan-pesan, sindiran, dan pantun nasehat dengan gerakan-gerakan tari.
Tari saman biasanya dimainkan oleh laki-laki dengan memakai kostum seragam khas Aceh, namun pada perkembangan selanjutnya tari saman juga ditarikan oleh perempuan. Ada pendapat bahwa tarian ini ditarikan oleh 10 orang. Delapan orang penari, dan dua orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Seorang syeikh ditunjuk untuk mengatur gerakan dan menyanyikan syair atau lagu yang diikuti dengan berbagai gerakan oleh para penari lain, tarian ini tidak menggunakan iringan alat musik hanya syair yang dinyanyikan dengan suara tepukan tangan, dada, dan paha. Gerakan dan lagu yang dinyanyikan memiliki hubungan yang dinamis, sinkron, dan memperhatikan kekompakkan.