DALEM TAMBELA, KISAH DARI TASIKMALAYA - page 38

"Saya akan pulang, Nyimas ..." kata Aradea perlaban
dan menunduk.
''Nab,
mulai lagi, ya?" kata Nyimas Intensari
menggoda.
"Bukan begitu, Nyimas. Tapi ini sudah menjelang
senja. Tak baik dua insan bukan muhrim masih saling
bersua seperti ini ..." kata Aradea lagi.
"Ah ... hanya basa-basi etika semata, Dea. Kadang–
kadang etika dan sopan-santun itu mengganggu kebebasan,
ya?" gumam Nyimas Intensari.
Tapi Aradea tak berani menimpali, apalagi ikut
mengiyakannya.
Dan akbirnya pemuda itu beranjak pergi dan menuntun
kudanya.
"Aradea ..." Nyimas Inten berusaha menahan
kepergian Aradea.
Manakala Aradea membalikkan tubuh, nampak gadis
itu sudah berdiri dan seperti berat melepasnya. ·
"Ada apa, Nyimas?"
"Besok sore kau kesini lagi," kata Nyimas
Intensari. "Kau musti terangkan mengapa ada mawar di
langit tinggi. Sanggup?" tanya Nyimas Intensari dengan
senyum tipis.
***
34
s.
HakAkseS
Onrne :
.... INDONESIA
~
HERITAGE.ORG
1...,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37 39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,...114
Powered by FlippingBook