restu dari hadirin kepada keluarga si Tua Hasiholan agar mereka
tetap
gabe
dan horas dan si bayi tetap sehat-sehat, jauh dari segala
penyakit dan cepat besar dan segera mendapat adik kemudian.
Maksud dari upacara martutuaek adalah untuk memperkelkan
si bayi dengan lingkungannya, karena baru pada hari itulah si bayi
pertama kalinya keluar rumah. Dengan demikian si bayi diperkenal–
kan kepada cahaya matahari, kepada dewa tanah, hantu penunggu
desa agar kelak dia tidak diganggu oleh hantu dan roh jahat tersebut.
Disamping itu juga si bayi diperkenalkan dengan tempat pemandian
umum dan ini merupakan pemberitahuan kepada roh penunggu
pemandian tersebut bahwa telah ada warga baru di desa dan kelak
mereka tidak mengganggu anak tersebut. Karena setelah upacara
matutuaek kemudian dilanjutkan dengan mampe goar maka upacara
inijuga dimaksudkan untuk pembersihan diri si bayi dalam penerima–
an namanya kelak.
Upacara mampe goar dimaksudkan untuk memilih dan memberi
nama yang baik dan sesuai bagi
si
bayi dan pihak kerabat terutama
hula-hula merestui dan memberkati nama tersebut, sehingga kelak
•
anak ini menjadi orang yang gabe, murah rezeki , sehat memakai
namanya dan menjadi orang terkenal.
Bila nama yang diberikan adalah dengan mengambiI dari nama
dari salah seorang nenek moyang, maka diharapkan kehebatan
dan kepopuleran anak tersebut kelak serupa dengan nenek moyang
tersebut.
Upacara mengebang dimaksudkan untuk memberitahukan ke–
pada pihak kerabat dan kenalan mereka akan kelahiran si bayi
tersebut icarena pasar adalah tempat bertemu orang-orang yang
akan berbelanja. Disamping itu juga upacara ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan
si
bayi dengan lingkungannya yang baru karena
si bayi ini juga akan pergi ke pasar.
3.
Waktu penyelenggaraan.
Upacara mangharoan dilaksanakan setelah
si
bayi lahir, waktu
penyelenggaraannya tergantung kapan lahirnya si bayi. Mereka
tidak terikat pada penentuan waktu yang baik menurut perhitungan
kalander Batak. Hanya saja bila kelahiran terjadi pada Il\ilam hari
maka upacara ini diadakan pada esok harinya. Biasanya
pel~sanaan
upacara ini dilakukan pada siang hari.
Hak Akses Publikasl Online:
103
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia