•
Di Negeri Tuban bertahta seorang maharaja bergelar Prabu
Sindupati. Kmjaannya luas karena membawahi Para raja di
Atasangin dan Bawahangin.
Sang Prabu Sindupati selalu memperluas daerah jajahannya
sehingga namanya menjadi masyhur di seluruh dunia. Para raja
tunduk dan taat padanya, serta sangat horillat kepadanya tanpa
diserang. Ia sangat mementingkan keperwiraan sehingga rakyatnya
selalu berusaha' menyempurnakan ilmu perang, ilmu unfuk selalu
menang dalam peperangan, kesaktian serta kekuatan jasmani.
Mereka semua kebal, tak mempan senjata tajam, ahli dalam
siasat, dan banyak tipu dayanya dalam peperangan. Dalam me–
nangkap musuh yang sakti siasatnya tak terduga oleh lawan.
Musuh yang telah terkurung rapat tidak segera menyadari keada–
annya terjepit, sehingga mereka selalu terlambat dan sulit untuk
membuka kepungan.
Keperwiraan, keberanian serta kelihaiannya nlenerapkan
.
.
-
siasat perang demilcian masyhurnya sehingga membuat para raja
yang belum dikuasai oleh Negeri Tuban merasa takut.
Istri sri baginda berjumlah sembilan puluh sembilan orang,
akan tetapi sri baginda hanya mempunyai dua orang putra. Yang
sulung, lahir dari istri biasa, anak seorang pendeta, diberi nama
Raden Warihkusuma.
Yang muda, lahir dari permaisuri, putri seorang raja diberi
na.ma Raden Warsakusuma. Dialah yang diharapkan menggantikan
tahta ayahnya.
Kedua putra raja itu rukun bersaudara. Yang tua sangat me–
ngemong adiknya. Ia mengilormat dan mencintai adiknya, menya–
dari akan tugas dan kedudukannya yang tepat sebagai seorang
pangeran agung penjaga keselamatan negeri.
Adiknya sangat sayang, menyadari kemudaannya, dan manja
terhadap kakaknya, seolah-olah dianggap seperti kepada ayahnya.
Oleh karena itu kedudukannya sebagai pangeran adipati anom
tidak membuat iri kakaknya.
Lagi
pula adiknya merasa dilindungi
oleh kakaknya.
_ _
Sri Baginda merasa puas melihat hubungan kakak dan adik
-
.
- -
.
itu, dan merasa yakin bahwa tidak akan ada suatu mala-petaka
7
Hak Akses Publlkasl Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia