•
karunia kepada hamba. Hamba memberanikan diri menyampai–
kan selamat datang kepada paduka serta kakanda paduka Sang
Pangeran. Hamba menghaturkan sembah ke bawah duli paduka."
Raja: "Terima kasih, Paman. Apakah Paman selamat?"
Umbul Mudal: "Hamba, Gusti. Atas restu paduka, selarnat."
Pangeran: "Paman Umbul. Perintahkanlah kepada Rara
Wresti supaya menghadap adinda prabu. Datanglah bersama bibi
ke mario Tak mengapa karena semua masih saudara sendiri, dan
adinda prabu belum pernah melihat adinda Wresti."
Memang tidak pernah dieeritakan, bahwa pertunangan antara
Sang Pangeran dengan Endang Wresti sudah berlangsung sejak
masih keeil. Keduanya adalah saudara sepupu, dan memang sudah
saling menyatakan kesetiaan. Sang Pangeran tidak akan beristri
untuk selama-Iamanya jika tidak dengan Rara Wresti. Demikian
pula sebaliknya.
Setiap delapan hari sekali Sang Pangeran pergi ke Mudal
menjenguk tunangannya. Keduanya memang sudah benar-benar
saling mencintai. Perkawinan mereka h<inya menunggu saat dewa–
sanya Endang Wresti. Dan kini tibalah saat yang selama ini sangat
mereka nanti-nantikan.
Nyai Umbul mohon diri dari hadapan sri baginda lalu me–
nuju ke kamar putranya. Saat itu sang dewi sedang mulai dirias.
Tubuhnya sedang dilulur dan digosok dengan wangi-wangian,
antara lain minyak jebat-kasturi. Melihat kedatangan ibunya, sang
dewi bergeser sedikit dari tempat duduknya. Nyai Umbul sangat
puas melihat kecantikan putrinya, lalu ujarnya, "Nak. Engkau
.
.
dipanggil ayahmu. Disuruh menghadap sri baginda, karena sri
baginda belum pernah
melihatmu. ~ '
Mendengar ucapan ibunya sang dewi terkejut lalu bertanya,
"
Apakah kakanda Pangeran telah memberi ijin?"
Nyai Umbul: "Yang memerintahkan supaya menghadap sri
baginda, kakakmu sendiri, Sang Pangeran."
Sang dewi tidak berani membantah kemauan kakaknya,
•
akan tetapi tidak mau mengenakan pakaian yang indah. Ia hanya
mengenakan kain harian yang biasa untuk mandi, yakni belaeu
berwarna kuning buatan Kustasawit. Bajunya dipeniti sehingga
•
HJ
Oses
Publikasl Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia