Page 17 - Seni Tari Tradisional Di Sulawesi Selatan

Basic HTML Version

tinggi oleh masyarakat di Sulawesi Selat an. Menurut Mattulada, se–
orang ahli Antropologi dari Sulawesi Selatan mengatakan bahwa sirf
merupakan ha l yang abstrak yang tidak dapat diamati , t etapi hanya
akibatnya yang dapat kita lillat , dan ini bagi o rang di Sulawesi Selatan
khususnya manusia Bugis Makassar melekat pada mart abatnya sebagai
manusia. Mereka menghayati sebagai suatu panggilan untuk memper–
tahankan sesuatu yang mereka hormati, mereka hargai serta
m~J~ka
miliki , yang mempunyai arti penting bagi mereka se ndiri serta perse–
kutuan mereka.
i
Menurut Chabot bahwa siri' ini menunjukkan pada perasaan sese–
ora ng yang direndahkan (ove rtroefd ), atau kalau marta bat nya diserang /
dillina dan orang lain tahu 2 Oari akibat yang direndahkan atau dil1ina ,
maka seseorang yang dil1ina tadi akan melakukan jallo (mengamuk).
Demikianlah keseluruhan rangkuman kehidupan yang digambar–
kan secara global mengenai tradisi yang sudah melembaga dalam ma–
syaraka t adatnya yang keseluruhannya selalu diwujudkan dalam
"pangngadakan". Konsep siri' ini juga tercermin da)am tradisi upacara
adat ma syarakatnya. Dalam upacara adat perkawinan misalnya , sese–
orang yang berasal dari golongan atas sepert i go longan bangsawan,
akan melakukan pesta adat yang semeriah-meriahnya sebagai simb ol
status/ stratifikasi sosial dalam masyarakat adatnya.
I. Mattulada . Latoa: Satu Lukisan AnaJitis Terhadap Antropologi Orang Bugis.
(Gajah Mada University Press,
1985),
p. 33·34.
2. Chabot , H.T, Verwantschap, Stand En Sexe In Zuid Celebes (Groningen
-
Jakarta,
1950),
p,
211.
Tari Tradisional
9
~~~:;:p;U:b:r:i~kasi
Online:
p.
Nasional RepubUk Indonesia