d)
Makna
Menurut Akip Prawira Suganda dalam majalah Budaya
Sunda no. 12 halaman 20 mengatakan bahwa lisung ber–
asal dari bahasa kawi yaitu lisu yang artinya wanita. Sebab
itulah lisung atau lesung di Jawa Barat senantiasa memiliki
gelung/sanggul. Sebab lisung menggambarkan seorang wa–
nita. Di sini dapat diartikan bahwa lisung itu wanita dan
laki-laki dilambangkan alu atau lingga. Sebab itulah lesung
dan alu dijadikan lambang kesuburan.
3) Cara
pea~buatan
,
100
a)
Pemilihan bahan
•
Pada masa yang lampau, kayu yang baik adalah "ki be–
lang". Akan tetapi pada waktu sekarang kayu yang dijadi–
kan lesung di antaranya kayu beringin, Ki Hujan, Juar,
Jalaprang dan kayu nangka. Kayu-kayu itupun sangat sulit
dicari, sebab jarang orang yang mau menanamnya. Yang
sering dipergunakan adalah kayu nangka. Bahan yang akan
•
dibuat lesung, umumnya dipilih dari pohon kayu yang
telah tua dan urat-uratnya telah tampak kuat. Penebangan–
nyapun dipilih pada waktu kemarau; ini dimaksud agar
kayu tersebut tidak banyak mengandung air, tahan lama
dan tidak cepat pecah.
.b)
Upacara dalam pembuatan
•
Pembuatan lesung secara tradisional, biasa diawali dengan
upacara. Di dalam upacara tersebut harus tersedia : per–
tama parupuyan (perapi-an untuk membakar kemenyan);
kedua, kemenyan, dupa ketiga, pangradinan berupa sirih,
kapur, minyak keletik (kelapa), rampai, bunga-bungaan,
sisir, cermin, tembakau; keempat, parawanten misalnya
rujak-rukakan, telur ayam, cerutu, gula batu buah-buahan,
serta makanan lainnya. Setelah bahan-bahan upacara ter–
sebut tersedia semua, maka
"ki
puun"
oalam dalam upa–
cara membaca do'a-do'a atau mantra-mantra sambil mem–
bakar kemenyan.
c)
Para Pengrajin
Keadaan para pengrajin atau pembuat lesung, tidak meng–
andalkan kehidupan sehari-harinya dari hasil membuat
HakAkses Publlkasi Online :
Perpustakaan Nasional Repub1ik Indonesia