na keadaan alam yang demikian itulah suku Madura sejak semula di–
kenaI sebagai suku pengembara. Nelayannyapun banyak yang berla–
yar mengarungi samudera, seperti para nelayan Raas dan Tonduk.
Bahkan di pulau Gua-gua apabila tiba musim berlayar yang cukup la–
ma, maka penghuninya adalah kaum hawa saja beserta dengan anak–
anaknya.
Keberanian orang Madura dengan perahu-perahu layarnya sangat
mentakjubkan. Keberanian ini didorong dan dilandasi oleh kebutuh–
an hidup dan jiwa pasrah. Oleh karena itu tidak mengherankan apa–
bila persebaran suku Madura ke seluruh tanah air pada dasamya di–
awali oleh pelaut-pelautnya , yang dalam hal
ini
termasuk juga perse–
baran perahunya.
Sejarah perahu Kaci ' lain lagi. Perahu Kaci' ini adalah perahu
khas Talang-Pamekasan bagian Timur berbatasan dengan Sumenep.
Perahu-perahu Kaci' ini sejak jaman dahulu terbatas sekali, pemah
berjumlah lima buah, dengan nama-nama seperti : I. Se Lanceng Ueja–
ka) , 2. Se Kangen (rindu), 3. Se Gambar (gambar), 4. Se Paraban (pe–
rawan), 5. Se Saob (sambar). Perahu Kaci' Se Paraban telah lenyap,
karena tenggelam. Sejak kapan perahu-perahu Kaci' tersebut ada, su–
lit untuk ditelusuri , sebab telah beberapa kali perahu-perahu tersebut
"diperbaiki kembali" tidaklah mungkin ada catatannya. Orang-orang
tua di Talang menyatakan bahwa kebiasaan nelayan Talang, apabila
perahu sudah "asar", artinya sudah tua, maka bagian-bagiannya yang
rusak diganti dengan kayu baru. Walaupun perbaikan ini hampir me–
nyeluruh , nama perahunya masih tetap dipertahankan. Terkecuali se
Kangen , karena sudah mengalami beberapa kali perbaikan dan telah
dijual ke "Iuar Talang" , namanya berganti menjadi " Se Sinar", yang
sekarang berada di Aeng Panas, sa tu-sa tunya yang masih berada di
Sumenep. Jadi perahu Kaci' tersebut , selama tidak ada aral melintang
dan tetap ada di Talang, namanya akan terus-menerus dipakai. Secara
adat kebiasaan 'Talang, 1000 tahunpun nama-nama perahu tersebut
akan tetap-tetap saja, yaitu " Se Lan ceng" , "Se Gambar" , dan " Se
Saob" . Oleh karena itu dalam memberikan nama, orang Talang mela–
kukan semedi, atau " a sajja".
Kalau perahu gole' an mengambil legende asal dari karocok (selu–
dang bunga kelapa), maka perahu Kaci' mengambiJ Jegende asal dari
pellok (biji mangga). Menurut dongeng bahwa Adipoday waktu men–
darat di pulau Sapudi naik karocok, yang kemudian secara turun–
temurun di Madura bagian Timur dijelmakan menjadi perahu goJe' an .
I
J
Hak Akses Publikasl Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia