•
•
51
Letnan Kolonel Purnawirawan M.D. Purba dalam bukunya
"Museum Simalungun" juga menghubungkan istilah pangulubalang itu
dengan pahlawan. Beliau menuliskan: Pengertian pangulubalang di
daerah ini sebelum masuk agama ialah makhluk halus yang dianggap
pahlawan karena selalu melindungi keluarga dari gangguan setan dan
dapat menjauhkan penyakit a tau bala.
Supaya ada tempat tertentu untuk memuja maka dibuatlah patung
dari batu yang biasanya berbentuk manusia. Oleh masyarakat Karo
disebut pulubalang. Pulu asal kata pangulului, pamong (penghulu)
sebagai pengayom/pelindung warganya. Balang berasal dari kata baleng
dalam bahasa Indonesia artinya batas. Patung pulubalang boleh jadi
diartikan patung yang fungsinya dapat menjaga/ melindungi warganya
di kampung dari gangguan-gangguan jahat yang datang dari luar batas
daerah (kampung).
Dalam kumpulan naskah Batak (lok-lok) di Museum Pusat
J
akana,
yang diterjemahkan oleh Suruhen Purba, dapat kita temui sebuah
naskah dari Mandailing terbuat dari kulit kayu dengan ukuran 44 x 22
em bernomor D. 147. Sebagian besar dari naskah ini telah hi lang, yang
tinggal hanya 21 halaman (lipatan). Lipatan pertama ditempelkan pada
selembar papan, di sebelah papan tersebut ada lukisan berupa gambar–
gambar. Pada lipatan pertama tidak ada tulisan, lipatan kedua dan
ketiga masih berhubungan sesamanya, namun sudah cerai-berai dengan
lipatan pertama. Setidak-tidaknya dua lembar mulai dari lipatan ketiga
telah hilang. Lipatan keempat sampai dua puluh satu masih ada. Lipatan
kedua puluh dan dua puluh satu sisinya sebelah rusak. Lipatan ke dua
~
puluh dua dan seterusnya telah hi lang.
Naskah ini ditulis dengan huruf aksara Batak Mandailing, tetapi
huruf "rna" berlainan dengan yang biasa kita temui di Mandailing,
namun dapat kita temui dalam tulisan-tulisan batu bersurat di Padang
Lawas, (Tap. Selatan) serta dalam naskah-naskah lama dari daerah itu.
Huruf "nya" yang tidak kita jumpai di Batak Toba, tetapi ada dalam
naskah ini.
Bahasa naskah ini cuma sejenis saja. Biasanya dalam naskah–
naskah yang lain, biarpun dia berasal dari Batak Karo atau Batak dan
yang lainnya selamanya terselip kata-kata Batak Toba.
lsi dari na.skah itu berupa "pelajaran" (poda), tentang
"pangulubalang". Pangulubalang berarti hantu yang diperhambakan
kepada manusia untuk membinasakan musuh-musuhnya. Tempat
kediaman hantu-hantu tersebut ialah semacam bubur atau tepung ber–
warna hitam dan halus, lajim juga dinamai "pupuk" ini dibuat oleh
datu atau dukun dengan bermacam-macam ramuan. Pupuk tersebut
Hak Akses Publikasi Online :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia