19
•
1. Untuk menciptakan hubungan baik dan dekat antara keturunan
hidup dengan yang mati.
Hal
ini berarti para keturunan yang hidup
akan selalu memperoleh berkat dari rob simati Roh simati
ini
diang–
gap selalu menyertai dan melindungi para keturunannya di dalarn
setiap kegiatan yang dilakukannya.
2.
Merupakan wujud penghormatan yang diberikan para keturunan–
nya, maka roh si mati akan dapat diterima di dunia baru yaitu du–
nia arwah.
Relief berbentuk manusia, topeng ataupun binatang yang menakut–
kan serta kerbau mempunyai arti sebagai penolak bala yang mungkin
mengancam roh dengan peijalanan menuju dunia arwah, di sarnping da- .
pat memberi perlindungan pada keturunan yang masih hidup.
Apabila untuk raganya disediakan semacam kuburan batu, maka
untuk rohnya disediakan menhir dan dolmen, juga ditandai dengan
patung. Patung dari zaman ini bentuknya sangat sederhana. Bentuk
muka sangat kasar dan mata hanya digambarkan sebuah lobang kecil.
Patung-patung ini ada yang diwujudkan sendiri-sendiri dan ada yang ber–
kelompok dan ada juga yang mengendarai gajah dalam bahasa Pakpa.k/
Dairi
disebut ' 'mejan" banyak dijumpai di daerah Sirnsin Keleasem,
Pakkat diperbukitan Barns. Ini dimiliki juga oleh seluruh sub suku
Batak (foto no. 8).
Selain mengendarai gajah ada juga digambarkan mengendarai kuda
yang berarti menunjukkan kepahlawanan. Berfungsi seb.agai penangkal
bala, keagungan marga atau pendiri kampung (spungka huta) yakni
kekuasaan mutlak di daerah itu. Fungsi utama dari patung yang dibuat
adalah sebagai alat penghubung antara manusia dengan sesuatu keku–
atan yang lebih tinggi. Untuk mengadakan hubungan kepada yang lebih
tinggi manusia mengadakan korban atau sesajen dengan maksud agar
dapat perlindungan dari para dewa-dewa dan lepas dari gangguan keke–
jaman alam dan roh-roh yang bergentayangan di mana-mana, misalnya
ada di atas batu, pepohonan dan sebagainya yang dapat mengganggu
ketentraman hidup mereka.
M1sydrakat pra sejarah bahkan sampai jaman sejarah percaya ak.an hal
itu. Dasar-dasar inilah akhirnya menjadi pohon kepercayaan kepada roh–
roh nenek moyang yang menyebabkan manusia yang sudah mati atau
penjelmaan roh-roh nenek moyang yang dianggap sakti.
Sebelum roh-roh itu ditempatkan pada patung terlebih dahulu dia–
dakan upacara ritual dengan lliUltera-mantera atau doa dengan tujuan
agar patung sebagai penjebnaan kembali roh-roh nenek moyang dapat
memberikan keberkatan atau bantuan lainnya.
Hak Akses Publikasi Online :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia