kan merupakan kesempatan bersama penduduk desa ke kota, sehingga di–
usahakan sekaligus melengkapi kebutuhan rumah tangga dengan membeli–
nya ditoko-toko atau dalam pameran.
Kerapan sapi menjadi sarana "pertemuan besar" Takyat, karenanya
banyak terjadi perkenalan, mempererat persahabatan, dan kadang-kadang
tidak jarang "mendapatkan jodoh". Pada pertemuan besar inilah banyak
kesempatan untuk berkreasi, mencari "nama", mencari infOIillasi perawat–
an sapi yang lebih baik , bahkan untuk berjudi.
Kerapan sapi dapat mempertebal persaudaraan, menyatukan kehendak
suami istri, sekaligus berdagang sapi kerap. Kerapan sapi sebagai sarana
hiburan yang tegang tetapi agak santai, termasuk hiburan murah yang
waktu menonton be bas. Kesempatan dalam sehari pasti ada. Adanya kerap–
an sapi mempertebal keyakinan kepada Tuhan, dan mempergiat berusaha.
Sebagai "pertemuan rakyat tahunan", ia merupakan hari-hari yang
baik untuk meniru makanan, dagangan, dan minuman apa yang disukai ma–
syarakat. Ia hari promosi bagi para sponsor, untuk mencari langganan atau
agen baru . Bagi semua orang hari tersebut merupakan "hari olah-raga", bagi
yang cekatan dapat menontonnya di depan garis finis.
Pertemuan tahunan kerapan, kesempatan pula bagi rakyat bergembira
"a nga-bunga" dengan pakaian-pakaian yang bagus, bahkan melebihi masa
"hari raya". Pemupukan hobbi penyaluran kebanggaan kepada sapi, sekali–
gus melampiaskan nafsu agresip.
Musim kemarau adalah musim kerapan sapi, bagi sapi adalah saat-saat
yang paling diperhatikan hidupnya melebihi pemiliknya sendiri. Betapa
tidak , untuk ratusan telur dan puluhan botol bir sebagai minumannya,
tellnasuk menu yang mahal. Berbagai keuntungan, dan kesempatan dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah pada saat kerapan sapi berlangsung, baik
untuk penerangan at au pun soal-soal kemasyarakatan lainnya.
122