Page 177 - Cerita Rakyat Daerah Jawa - Barat

Basic HTML Version

mustahil harimau yang begitu kuat tak dapat melepaskan diri dari
tindihan pohon itu. Tetapi ketika diperhatikannya benar - benar, tak
salah lagi sakadang maung itu tak dapat berbuat apa - apa.
Sakadang domba semula akan cepat saja meninggalkan tempat
itu karena itu tahu bahwa sakadang maung sering hasud dan jahat
terhadap yang lemah. Tapi sakadang maung telah melihatnya,
dengan suara memelas minta to long pada sakadang domba ia ber–
kata;
"Sakadang domba, saudaraku yang baik hati, ke marilah dulu se–
bentar, tolonglah aku ini."
"Memangnya kenapa sakadang maung ini? " sakadang domba ber–
tanya pura - pura tidak tahu bahwa sakadang maung tertindih kayu .
" Aku ini mendapat musibah, sedang beristirahat di sini tertimpa
pohon, tergencet tak dapat berbuat apa-apa. Tolonglah aku , kan
sakadang domba kuat, barangkali saja dapat mengangkat kayu ini. "
" Aku ini bukannya kuat , tetapi akan kucoba juga menolongmu ,
barangkali aku dapat. "
'
Lalu oleh sakadang domba kayu itu diangkat dengan tanduk–
nya, hanya terangkat sedikit, tak cukup untuk melepaskan saka–
dang maung.
Kata sakadang domba.
" Kita coba sekali lagi , tetapi sekarang sakadang maung harus
membantu dari bawah , mungkin saja kalau dilakukan berdua akan
berhasil. "
" Baiklah, sakadang domba yang baik, aku akan membantu", kata
sakadang maung, "kalau bisa bebas aku akan berterima kasih pada
sakadang domba seumur hidup."
Lalu keduanya mencoba bersama, akhirnya kayu itu terguling
ke sebelah sana. Maka keluarlah sakadang maung perlahan - lahan
dan berhati - hati karena kalau kayu itu lersenggol niscaya akan
berguling lagi ke atasnya. Lalu bebaslah sakadang maung itu. Terli-
hat ia sangat senang. Begitu juga sakadang domba, senang dan
gembira karena dapat
meno~ng
sesama hidup.
Sakadang maung berkata terima kasih pada sakadang domba
sambi I mengajak bersalaman , yang dilayani olehnya. Tetapi, seko–
long - konyon'g sakadang maung itu menerkamnya sampai tak da–
pat bergerak sedikit pun. Maksudnya, akan dimakan dan sama
sekali bukan akan menyatakan terima kasihnya. .
Sakadang domba sangat terkejul , tetapi ia menenang - nenang-
kan diri , lalu bertanya.
" Mengapa engkau begini? Lepaskan! Aku akan pUlang ."
" Jangan bariyak bicara," kala sakadang maung , " aku I,apar, seka–
rang kutemukan domba gem'uk. Siapa pula yang akan melepaskan
163
~~~
Hak
Akses
Publlkasl Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia