Page 176 - Cerita Rakyat Daerah Jawa - Barat

Basic HTML Version

Tak lama kemudian datanglah sakadang maung, ialah harimau
itu. Terengah - engah ia menanyakan ke mana larinya sang kaneil.
Dieeritakan oleh buaya, sang kaneil sudah menyeberang. "Bagai–
mana dapat menyeberang, kan begini lebar sungai ini. Dan lagi kan
banyak buaya di sini ,
must~hil
didiamkan saja?"
Buaya itu marah pada sakadang maung karena banyak sekali
bertanya - tanya, dan lagi ia masih merasa dipermainkan oleh sang
kaneil. Terus berkata pada sakadang maung, "Sengaja kami tolong
supaya tak tertangkap olehmu. " Harimau itu marah mendengar
,
jawaban buaya begitu , lalu menerkam buaya itu maksudnya akan
ditempelengnya supaya jera. Tetapi sakadang maung terpukullebih
dulu oleh ekor buaya, dan dengan eepat buaya - buaya yang lainnya
datang akan menggigit sakadang maung. Karena·tak berani mela–
wannya, eepatlah maung melarikan diri , tidak jadi mengejar sang
kancil.
Adapun sang kaneil bersembunyi saja di tempat yang aman.
Setelah hari sore ia keluar dari persembunyiannya, makan rumput
dan dedaunan muda. Setelah itu ia kembali ke tempatnya yang
aman itu karena hari sudah mulai petang. Lalu ia pergi tidur, tak
lama kemudian ia pun tertidurlah , nikmat sekali karena sangat lelah
dan kaget tadi siangnya dikejar harimau dan hampir tertangkap
buaya. Tetapi untung dapat selamat terlepas dari mara bahaya.
Hatinya berterima kasih pada Yang Mahasuei yang telah melindu–
nginya ketika menghadapi harimau dan buaya - buaya yang hasud
padanya.
Sudah agak lama sejak itu sang kaneil tak bertemu dengan
sakadang maung. Dieeritakan , pada suatu hari sakadang maung
sedang mengantuk di bawah pohon kayu . Sehari suntuk meneari
makanan, tak menemukan seekor katak pun. la lapar dan eapai.
Beristirahat di bawah pohon yang sudah rapuh. Mengantuk seben–
tar, lalu tertidur.
Mendadak bertiuplah angin besar, berbunyi menderu - deru .
Maka jatuh pohon itu, roboh menimpa sakadang maung. la terba–
ngun sambil mengaum, terkejut dan sakit. Meneoba - eoba akan
bangun, dapat, maklum pohon itu, roboh menimpa sakadang
maung. la terbangun sambi I mengaum, terkejut dan sakit. Meneoba
eoba akan bangun , tak dapat, maklum pohon itu berat dan ia lemah
karena lapar.
Kebetulan ada sakadang domba lewat ke sana, baru pulang
makan di tegal rumput yang tebal dan hijau. Terdengar olehnya
seperti ada yang merintih meminta tolong. Ketika dilihat ternyata
sakadang maung sedang tertindih pohon kayu itu. Mula - mula
sakadang domba hampir tak pereaya akan apa yang dilihatnya,
162
'""'-; Hak
Akses
Publlkasl Online :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia