Page 123 - Adat Istiadat Daerah Jawa Barat

b. Upacara-upacara waktu melahirkan dan setelah lahir atau
upacara-upacara selama hidup. (saat dewasa dan saat per–
kawinan).
c. Upacara-upacara yang berhubungan dengan kematian sese–
orang.
Dalam uraian ini hanya akan dibahas secara singkat saja, dan uraiannya
yang lebih mendetail akan dibahas dalam berikutnya.
Upaeara-upaeara selama bayi dalam kandungan (sebelum lahir)
Pada masa dahulu paling tidak ada tiga macam upacara selama bayi
dalam kandungan, yaitu:
hajat bangsal, tingkeban,
dan
hajat bubur
lolos.
"
Hajat bangsal" dimaksudkan sebagai upacara pemeriksaan kan–
dungan oleh seorang dukun beranak (Sd.
paraji, indung beurang)
yang
nantinya juga menangani kelahirannya.
Hajat bangsal
adalah berupa
pemberian bangsal (gabah) dalam bokor (semacam wadah) yang ditutup
daun waluh (labu). Pada dewasa ini, terutama di kota dengan adanya
bidan, hajat demikian praktis sudah tidalc ada, sedangkan di kampungan
pemberian kepada
paraji
sudah berbentuk uang atan pakaian.
"
Tingkeban"
adalah upacara 7 bulan usia kandungan (di sebagian
daerah Cirebon atau Majalengka di sebut juga:
babarit
atau babarik) .
Perlengkapannya adalah berupa: air bercampur bunga 7 macam, kelapa
muda (duwegan), rampe dan parupuyan (alat membakar kemenyan) . Di
daJam upacara ini wanita yang sedang hamil 7 bulan itu dimandikan
dengan air bercampur tujuh macam bunga tadi, disiram berganti-ganti
oleh para tamu. Si suami harus disembur air oleh istrinya agar menjauh.
Sisa air duwegan dan bunga rampe malam-maJam harus dibawa oleh
sang suarni ke perempatan jalan dan disimpan (di beberapa tempat air
bunga tersebut dibawa pada suatu wadah dari bahan tanah untuk
dipecahkan di perempatan jalan). Upacara ini juga dipimpin
olehporaji.
Dan sudah tentu tidak lupa hidangan bagi para tamu dan hadirin.
"
Hajal bubur lolos"
diadakan pada bulan ke-8 dan ke-9, yang
dimaksudnya hanya untuk membesarkan hati si ibu yang akan
melahirkan supaya jangan merasa takut. Hajat ini pun, terutama di
kota-kota sudah tidak ada lagi.
Upacara-upacara saat kelahiran dan upacara-upacara selama hidup (saat
dewasa dan saat perkawinan).
'
Upacara-upacara yang berhubungan dengan kelahiran bayi. biasa
dilakukan oleh
paraji.
Di dalam upacara ini dibacakan
mant~ra-mantera
(
paranrah)
dan
kias polakiah
berupa: bangle, jering, daun salam rumput
pallas, dan lain sebagainya yang ditaruh di tempat orang bersalin untuk
keselamatan orang yang hendak melahirkan. Kemudian setelah bayi
lahir selamat ada upacara
"
ngubur bali" dengan syaral-syaral dan
mantera tertentu. Ada di antara suami wanila yang akan melahirkan ilu
126
~
....
A ....
P'~i".On'~ ,
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia